Terdiri dari beberapa model, yaitu : model Sliding
Mesh, Constant Mesh dan Syncromesh. Selective Gear Transmission mempunyai
konstruksi yang sederhana, kesukaran yang timbul juga relatif ringan,
biaya produksinya rendah, dan dewasa ini banyak sekali digunakan pada kendaraan
bermotor (mobil). Sebaliknya, pada transmisi model ini terdapat beberapa
kerugian, diantaranya perbandingan gigi-giginya tidak kontinu dilakukan dalam
beberapa tingkat (dari 3 sampai 5 tingkat) diperlukan setiap kali pemindahan
gigi apabila keadaan jalan berubah dan menimbulkan suara.
a. Tipe Sliding Mesh
Model ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang meluncur (sliding
gear) dari berbagai macam ukuran yang terpasang pada poros outputnya.
Dengan meluncurkan gigi-gigi ini agar berkaitan dengan gigi susun (counter
gear) untuk memperoleh pengaturan yang sempurna, bermacam perbandingan
dapat diperoleh. Kombinasi yang umum pada transmisi model ini adalah 3 sampai 5
tingkat ke depan/maju dan 1 tingkat untuk mundur.
Gambar berikutnya memperlihatkan konstruksi transmisi
model sliding mesh 3 tingkat untuk maju dan 1 tingkat untuk mundur. Apabila
garpu pengatur gigi transmisi (gear shift fork) digerakkan ke arah 1 oleh
tuas pengatur gigi (gear shift lever), sliding gear (2) yang terpasang
pada output shaft (1) tertarik ke depan agar berkaitan dengan low speed gear
(9) pada counter shaft (8), menimbulkan perputaran input shaft yang
dipindahkan dengan urutan (6) – (9) – (2) untuk memutarkan output shaft.
Pengaturan gigi ini adalah salah satu yang menghasilkan kecepatan terendah dari
input shaft dan transmisi dapat dikatakan low (gigi 1) apabila pada keadaan
seperti ini. Apabila garpu pengatur gigi (gear shift fork) digerakkan ke
arah 2, (2) dan (9) tidak berkaitan dengan second sliding gear (3)
didorong ke belakang agar berkaitan dengan second speed gear (10).
Perputaran input shaft dipindahkan dengan (6) – (10) – (3) untuk memutarkan
output shaft. Dalam keadaan seperti ini disebut second atau kedua (gigi
2).
Apabila garpu pengatur gigi digerakkan ke arah 3, (3)
dan (10) tidak berkaitan, tetapi (3) dengan clutch (4) berkaitan, dengan
demikian input dan output shaft menjadi satu dan berputar bersamaan. Pada
posisi ini transmisi disebut posisi “top” (gigi 3). Apabila garpu pengatur gigi
digerakkan ke arah depan R, sliding gear (2) digerakkan ke belakang berkaitan
dengan reverse idle gear (12). Perputaran input shaft dipindahkan dalam
urutan (6) – (7) – (11) – (12) – (2) untuk memutarkan output shaft dalam arah
putaran mundur.
Di antara selective gear transmission, tipe
sliding mesh inilah yang paling sederhana konstruksinya. Dikarenakan belum
adanya ukuran yang tepat untuk memudahkan perkaitan gigi, maka cara kopling
ganda (double clutching) harus dilakukan agar pemindahan gigi-gigi dapat
berlangsung dengan sempurna. Selain itu gigi-gigi ini cenderung menimbulkan
suara berisik. Karena adanya kesukaran tersebut, dewasa ini tidak dipergunakan
lagi. Adapun contoh mobil yang menggunakan model transmisi sliding mesh adalah
sedan Holden, Daihatsu, Tronton, Suzuki Fronte dan lain-lain.
b. Tipe Constant Mesh
Pada transmisi model ini, roda gigi yang berkaitan
harus dapat bergerak pada putaran yang sama. Jika tidak, gigi-gigi akan
berbunyi dan tidak berkaitan dengan mudah. Model constant mesh telah
dikembangkan untuk membatasi kekurangan pada tingkat tertentu. Gambar berikut
menunjukkan sebuah transmisi yang gigi 3 dan 4 nya (ketiga dan ke empatnya)
terdiri dari model constant mesh. Pada model ini, gigi input shaft dan counter
gear ada dalam “perkaitan yang tetap” (constant mesh). Gigi ke-3 pada output
shaft dikondisikan dapat berputar bebas di shaft. Pada gigi kopling (clutch
gear) diberi alur-alur dan diposisikan sedemikian rupa (pada poros output)
sehingga dapat digerakkan sepanjang alur-alur untuk berkaitan dengan alur pada
roda gigi constant mesh yang selalu berputar pada dudukannya. Sebagai contoh,
apabila gigi-gigi ingin dipindahkan pada tingkat 3, gigi kopling didorong ke
belakang agar dapat berkaitan dengan bagian dalam gigi ketiga pada poros
output. Kemudian, momen mesin akan berpindah dalam urutan : input shaft –
counter shaft –gigi ketiga (pada output shaft) – clutch gear – output shaft.
c. Tipe Synchromesh
Transmisi model ini, mempunyai banyak keuntungan untuk
memungkinkan pemindahan gigi dengan lembut dan cepat tanpa menimbulkan bahaya
pada gigi-gigi dan tidak memerlukan pelayanan dengan kopling ganda (double
clutching).
Mobil yang menggunakan tipe sinkromesh adalah : sedan
Datsun 120Y, Suzuki Carry 1.6, Suzuki Carreta 1.0, Toyota Corola, Toyona
Corona, Benz 200, Mazda 626, BMW 520i, dll.
1) Prinsip Konstruksi Transmisi
Sinkromesh
Melihat pada gambar diatas memindahkan gigi-gigi dari
tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang rendah pada saat mobil berjalan,
pertama kopling dibebaskan dan gigi diposisikan pada netral (bebas).
Bagian-bagiannya terdiri dari: gigin susun (counter gear) dan gigi 3 berada
pada kecepatan asli yang tertinggi tetapi kecepatan gigi 3 dalam hubungan
dengan clutch hub sleeve ada lebih rendah dan menjadi lebih lambat dengan
perlahan-lahan karena adanya berbagai macam tahanan.
Sebaliknya, clutch hub sleeve dan out put shaft yang
disatukan untuk menggerakan roda disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan
tidak akan menjadi lambat. Karena itu, terjadi perbedaan putaran yang besar
pada clutch hub sleeve dan gigi 3. Dalam hal ini, pada sliding gear type,
putaran gigi ke 3 akan bertambah oleh adanya kopling ganda untuk disesuaikan
dengan putaran clutch hub sleeve. Pada type sinkromes, sebagai ganti
mempertinggi putaran mesin dilakukan dengan hub sleeve. Sebuah kopling dengan
bentuk kerucut (conical clutch) disebut synchronizer ring digunakan untuk
menghasilkan gaya gesek antara clutch hub sleeve dan gigi 3 yang berputar pada
kecepatan yang sama kemudian gigi (alur-alur) akan berkaitan. Ini adalah
prinsip kerja transmisi sinkromesh.
2) Bagian-bagian utama transmisi
sinkromesh
a) Clutch hub berkaitan dengan
output shaft pada alur-alurnya.
b) Clutch hub sleeve berkaitan
dengan bagian luar. Dilengkapi dengan alur bagian luar untuk garpu pengatur
(shift fork).
c) Synchronizer ring, berada disamping
bagian gigi yang tirus pada output shaft. Ring ini terbuat dari tembaga paduan.
d) Baji sinkromesh (synchromesh
shifting key), dipasangakn di tiga tempat dibagian luar diameter clutch hub dan
ditekan oleh pegas-pegas pada hub sleeve.
3) Cara kerja transmisi sinkromesh
Dalam keadaan netral, gigi-gigi dalam keadaan
perkaitan yang tetap dengan gigi susun tetapi dapat berputar bebas pada output
shaft. Output shaft, clutch hub, dan clutch hub sleeve masing-masing beralur.
Dengan demikian, semua dapat berputar sama. Ring-ring sinkromesh berada dalam
keadaan bebas, tetapi ujung-ujung shifting key ditempatkan pada tiga tempat
dari tiap ring-ring.
Apabila gigi-gigi berhubungan (shifting gear) :
a) Apabila tuas pengatur didorong
menurut arah panah, clutch hub, dan shifting key agar berkaitan pada bagian
yang menonjol di bagian tengahnya. Dengan demikian, tenaga akan berpindah ke
shifting key. Kemudian, shifting key akan mendorong synchronizer ring pada gigi
tirus (core gear) yang mana gigi-gigi ini mulai cepat putarannya. Dalam waktu
yang bersamaan synchronizer ring akan ditarik oleh gigi. Dengan demikian,
clutch hub dan synchronizer ring akan saling berhadapan dengan bagian-bagian
yang menonjol keluar dari jajaran (gambar 1)).
b) Apabila shift lever didorong
sedikit keras, clutch digeserkan lebih lanjut, maka clutch tidak berkaitan
dengan shifting key (keras). Synchronizer ring selanjutnya akan diseret dan
mengakibatkan clutch hub synchronizer ring saling mendorong dengan kuat seperti
ditunjukkan pada gambar berikut. Selama tenaga dipindahkan, putaran gigi ke 3
akan bertambah, hingga akhirnya clutch hub dan gigi ke 3 berada pada kecepatan
yang sama (gambar 2)).
c) Apabila tuas pengatur didorong
lebih lanjut, dan apabila clutch hub disinkronisasikan dengan gigi 3,
synchronizer ring menjadi bebas dalam arah putarannya. Dengan demikian, clutch
hub telah berkaitan dengan gigi ke 3 (gambar 3)).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar